Apakah bibir-bibir itu mulai pula kau warnai gincu-gincu berwarna warni?
Orang awam sepertiku bahkan tak mengerti simbol warna baju kebesaranmu...
Kini kau berlaga dengan sunggingan pena
bahwa raja mesti berkasut mutiara, berkuda kencana...
Semua hanya peluru hampa...
takkan menusuk jantung seteru halus berjantung sejuta...
Dia punya senyum menyapa si jelata...
Dia punya aura bagai dewa...
Karena dia tahu, dimana jamban rakyatnya...
Seperti dalam mimpi-mimpi penuh damba
Dan aku khawatir selamanya hanya mimpi-mimpi belaka
_SOLITAIRE_
bahwa raja mesti berkasut mutiara, berkuda kencana...
Semua hanya peluru hampa...
takkan menusuk jantung seteru halus berjantung sejuta...
Dia punya senyum menyapa si jelata...
Dia punya aura bagai dewa...
Karena dia tahu, dimana jamban rakyatnya...
Seperti dalam mimpi-mimpi penuh damba
Dan aku khawatir selamanya hanya mimpi-mimpi belaka
_SOLITAIRE_
No comments:
Post a Comment